Kamis, 07 Februari 2013

Return reksadana saham masih tipis

Memasuki awal 2013, reksadana saham belum memberikan return tinggi bagi investor. Data PT Infovesta Utama menunjukkan, rata-rata return reksadana saham sepanjang Januari 2013 hanya tercatat 2,8%, lebih rendah dibanding performa indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 3,17% pada periode yang sama.
Direktur Infovesta Utama, Parto Kawito mengatakan, tipisnya rata-rata return reksadana saham disebabkan oleh tidak meratanya kinerja produk-produk reksadana saham. "Ada yang kinerjanya bagus hingga mengalahkan IHSG, tapi ada juga yang jelek. Sehingga apabila dihitung secara rata-rata, kinerja reksadana saham masih kalah dengan IHSG," kata Parto kepada KONTAN, Selasa (5/1).
Ada beberapa reksadana saham tematik yang dikemas berdasarkan saham-saham sektor tertentu. Analisis Parto, beberapa reksadana saham tematik mencatat kinerja yang buruk dibanding reksadana saham biasa. Misal, rekasadana saham komoditas. "Karena saham komoditas sedang turun, maka reksadana sektor komoditas juga kurang bagus kinerjanya," kata Parto.
Strategi manajer investasi dalam memutar porfolio juga mempengaruhi kinerja reksadana saham. Strategi tersebut terdiri dari pemilihan saham dan waktu yang tepat untuk masuk ke saham tersebut.
Selain itu, kata Parto, saham-saham berkapitalisasi pasar menengah dan kecil memiliki kinerja lebih tinggi dibandingkan saham-saham yang bluechips sepanjang Januari lalu. "Padahal banyak reksadana yang lebih memilih saham bluechips. Kalau manajer invetasi yang jago, maka akan memberikan return yang tinggi," tutur Parto.
Parto menduga, reksadana saham bisa memberikan rata-rata return 12,7% hingga akhir tahun. Prediksi tersebut mempertimbangkan IHSG bisa berada di level 4.950 atau naik 13,7% di akhir tahun nanti.
Masih bisa tinggi
Kendati rata-rata return reksadana saham belum bisa mengalahkan IHSG, banyak produk yang mencetak return tinggi. Reksadana HPAM Ultima Ekuitas 1 milik PT Henan Putihrai Asset Management, menempati urutan pertama dengan return 16,74% sepanjang Januari.
Head of Investment Henan Putihrai Asset Management, Finny Fauzana mengatakan, pihaknya memlilih saham-saham lapis kedua. Saham-saham ini masih murah, tapi berpotensi naik sehingga return bisa tinggi.
Beberapa saham yang menjadi pilihan diantaranya saham PWON, DOID dan BKSL. "Saham-saham consumer goods juga masih bagus karena tingkat konsumsi sangat bagus," kata Finny.
Reksadana Sam Indonesian Equity Fund milik PT Samuel Aset Manajemen (SAM) juga mencatat kinerja di atas IHSG dengan return 6,7%. Presiden Direktur SAM Agus Yanuar mengatakan, dalam mengelola portofolio, pihaknya mempertimbangkan krisis global dan perlambatan ekonomi dunia yang mempengaruhi volatilitas pasar.
Di sisi lain, ekonomi Indonesia yang sekitar 70% digerakkan oleh sektor domestik bisa menjadi peluang mencetak return. "Kami menghindari sektor yang berorientasi ekspor seperti komoditas karena rentan terhadap pelemahan global dan lebih menitikberatkan pada sektor usaha yang berorientasi pasar domestik," papar Agus. Sejumlah saham yang menjadi pilihan produk ini diantaranya TLKM, BMRI, SMGR, dan BBCA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar