Selasa, 19 Februari 2013

Hashim Djojohadikusumo angkat bicara soal Bumi

Kepada Financial Times, Hashim Djojohadikusumo menuturkan awal mula perkongsiannya dengan Nat Rothschild. Semua itu berawal di Belvedere restoran, Holland Park, London.

Hashim bertemu Nat pertama kali di restoran Prancis itu pada September 2012. Ia dikenalkan oleh teman mereka berdua, Robert Friedland, seorang taipan minyak Amerika.

Sebulan kemudian, Hashim setuju ikut bergabung dalam perahu Rothschild untuk mengambil alih Bumi Plc.

Ketika itu, perseteruan Rothschild dengan Bakrie sudah semakin mencuat ke permukaan. Hubungan baik keduanya ketika membentuk Bumi Plc di 2010 retak. Harga saham Bumi Plc terus menggelinding turun akibat tudingan buruknya manajemen dan manipulasi keuangan Bumi Resources. FT bahkan menulis bahwa sengketa Bumi Plc telah menjadi salah satu pertarungan pemegang saham paling kotor yang pernah disaksikan London.

Hashim tentunya paham. "Dia sangat marah atas perlakuan yang telah diterimanya dan dia ingin meyakinkan saya. Nat punya banyak investasi emosional di sini. Tapi saya tidak. Saya hanya bersenang-senang. Dan harapannya, saya bisa menghasilkan uang juga," tutur Hashim dalam wawancara pertamanya sejak digandeng Rothschild.

Tanggal 21 Februari nanti akan menjadi penentu bagi Rothschild dan juga Hashim. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bumi Plc itu bakal menentukan apakah proposal Rothschild untuk mengganti 12 dari 14 direksi terkabul atau tidak.

Jika berhasil, Hashim akan menjadi direktur non eksekutif Bumi dan Chairman Berau Coal.

Keterlibatan Hashim akan menambah intrik sengketa Bumi Plc. Sebab kini, dua dinasti politik Indonesia berhadap-hadapan di arena bisnis sekaligus di panggung politik. Seperti yang diketahui, Aburizal Bakrie akan bersaing melawan adik Hashim, Prabowo Subianto, di Pemilu Presiden 2014.

Hashim sendiri bukan pemain baru di bisnis tambang. Ia berinvestasi migas di Azerbaijan, Kazakhstan, hingga Amerika Serikat. Pria berusia 58 tahun ini akan menyetor jutaan dollar di Bumi jika proposal Rothschild sukses.

"Saham Bumi diperdagangkan pada separuh dari valuasi perusahaan barubara lainnya karena salah manajemen dan inkompetensi," tutur Hashim. Ia menambahkan bahwa sengketa yang terjadi telah menghancurkan kredibilitas dan nama baik banyak perusahaan publik Indonesia yang dicap sama.

Namun ia percaya bahwa direksi baru akan dengan mudah membalikkan persepsi ini dengan memperbaiki manajemen Bumi dan mempublikasikan laporan manipulasi keuangan seperti yang dituduhkan Macfarlanes.

Meskipun hanya aktor pendukung, Hashim mengklaim bahwa koneksi Indonesianya akan membantu kampanye Rothschild.

"Adik saya memiliki lahan luas di sebelah Berau Coal dan untuk mengembangkan kapasitasnya, Berau butuh persetujuan adik saya untuk melintasi lahannya. Jika manajemen Bumi yang sekarang dan teman-temannya mau mempersulit Nat, kami juga bisa melakukan hal yang sama."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar